Laman

Rabu, 18 April 2012

Memposisikan Kholiq dan Mahluq pada tempat yang semestinya

Apakah seseorang masih dianggap Muslim atau sudah tersesat dari ajaran Islam dapat dinilai dengan bagaimana ia memposisikan antara Kholiq (Allah) dengan mahluq. Dalam konteks tauhid hal ini harus kita fahami guna memberi garis demarkasi yang tegas (Haddul fashil) apakah seseorang itu berhak menyandang gelar muslim atau tidak.

Secara sederhana dapat ditegaskan bahwa Al-Kholiq adalah Dzat penentu segalanya,yg bisa mendatangkan dan madhorrot dan segala sesuatu yang terjadi. Sedangkan mahluq hanyalah merupakan hamba yang sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk mendatangkan manfa’at, bahaya, kematian, kehidupan dll. Sebagaimana yg diterangkan dalam Al-A'rof :188 yang artinya:

Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman."


Kesadaran pada posisi antara Kholiq dan mahluq akan bisa menjadikan kita dapat menilai dengan pasti apakah praktik amaliah keseharian kita masuk dalam kaTegori “SYIRIK” atau “TIDAK”

Ziarah kubur,tawassul,istighotsah,bersholawat,m… nadhom burdah dll tidaklah berefek negatif apa-apa terhadap kemurnian iman dan tauhid kita, ketika kita tetap berkeyakinan bahwa Dzat yang mampu mendatangkan manfa’at dan madhorrot hanyalah Allah Swt. Bahkan hal itu akan dicata sebagai amalan ibadah qurubat yang bisa mendekatkan diri kita kepada Allah Swt.

Penilaian sembrono dengan menyematkan label syirik,kufur dan bid’ah yang dilakukan oleh faham wahabi dan para penyambung lidahnya terhadap amaliah-amaliah diatas,tidak lain hanya dikarenakan ketidak fahaman mereka akan hakikat syirik,merasa paling benar dg klaim hanya merekalah yg sesuai sunnah Nabi dan para sahabat serta diakibatkan karena hati dan otak mereka telah dipenuhi oleh sejuta dengki dan nafsu permusuhan terhadap sesama muslim.

Abi Fajry Faisol TN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar