Laman

Senin, 07 Mei 2012

Bahasa Al-Qur'an (Arab) Adalah Bahasa Yang Sangat SENSITIVE!!!

Kesalahan pengejaan tempat keluarnya huruf (mahroj) serta bacaan panjang pendeknya (mad dan qoshr) maka akan berdampak fatal pada perubahan arti. Dan ini akan berbahaya jika yang kita baca adalah Al-Qur'an.

Contoh:

1. Tsumma (memaki huruf Tsa') artinya kemudian, tapi jika dibaca summa (memakai sin) maka artinya diracun,dan jika dibaca syumma (memakai Syeen) maka artinya dicium. Coba anda bayangkan jika kita salah membaca ayat "tsumma rodadnaahu Dst"

2. "Bashir" dengan huruf shod artinya Maha melihat,jika memakai huruf sin (basir) maka artinya yang sakit ambien, jika membaca ayat "huwas'sami'ul bashir" diganti shodnya dengan sin maka artinya berubah total menjadi: Dia (Allah) yg maha mendengar lagi maha ambien! na'udzu billah!

3. Allah (a nya pendek) jika a nya dibaca panjang (aaallah) maka artinya menjadi ;"apakah Allah". coba anda bayangkan jika ada orang adzan Aaallahu akbar maka artinya menjadi apakah Allah maha besar?. Dan jika "bar" dari kata akbar dipanjangkan (akbaar) maka artinya menjadi "haid"

4. Iyyaaka na'budu jika membaca iyyaka tanpa menekan atau mendoublekan ya' (iyaaka) maka artinya berubah menjadi : hanya kepada cahaya matahari kami menyembah! Na'udzu billah.DLL

Nabi Saw memberi peringatan keras akan hal ini:

Anas bin Malik meriwayatkan bahwa banyak sekali orang yang membaca Al-Qur’an, namun Al-Qur’an melaknatinya. (Riwayat Tirmidzi dan Ahmad).

Untuk itulah marilah kita membaca Al-Qur'an dengan benar yakni dengan memberikan hak-hak bacaan pada tempatnya, yaitu dengan berguru kepada ustadz ahlinya. Karena Rosulullah Saw sebagai mahluk paling fasih,namun beliau tetap berguru kepada Malaikat Jibril.

Wallahu A'lam.

Abi Fajry Faisol TN.

4 komentar:

  1. @ Abi Fajry, bolehkah aku bertanya?, apa tafsir yang benar dari ketiga hadits shahih ini???

    Abu Dzar Ra berkata bahwa pada suatu hari Nabi Muhammad Rasulullah Saw pernah bersabda: "Tahukah kalian ke manakah matahari ini pergi (terbenam)?" Mereka berkata: "Alloh dan Rasul-Nya-lah yang lebih mengetahui?" Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya matahari ini pergi beredar (terbenam) sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah 'Arsy (singgasana Allah), lalu dia (matahari) bersujud. Dia (matahari) tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: 'Hai matahari, bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang (terbit)!', maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia beredar sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah 'Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: 'Hai matahari, bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang (terbit)!', maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya (timur), kemudian dia beredar sedangkan manusia tidak menganggapnya aneh sedikitpun darinya sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah 'Arsy, lalu dikatakan kepadanya: 'Hai matahari, bangunlah, terbitlah dari arah barat!', maka dia pun terbit dari barat." Rasulullah Saw bersabda (yang artinya): "Tahukah kalian kapan hal itu terjadi? Hal itu terjadi ketika tidak bermanfa'at lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu atau dia belum mengusahakan kebaikan didalam masa imannya (yakni terbitnya matahari dari barat adalah ketika hari kiamat tiba)!". (Hadits shahih ini diriwayatkan oleh Bukhari nomor: 4802; dan nomor: 3199; dan nomor: 7424; dan nomor: 7433; dan Muslim nomor: 159 -dan ini lafazhnya, Ath-Thayyalisi dalam Musnadnya nomor 460, Ahmad dalam Musnadnya nomor: 5/145; dan nomor: 152; dan nomor: 165; dan nomor: 177; dan Abu Dawud nomor: 4002; dan Tirmidzi nomor: 3227; dan Nasa’i dalam Sunan Kubra nomor: 11430; dan Al-Baghawi dalam Syarh Sunnah nomor: 4292, dan nomor: 4293; dan lain sebagainya. Seluruhnya dari jalur sanad Ibrahim bin Yazid at-Taimi dari ayahnya dari Abu Dzar).

    Abu Dzar Ra mengatakan: "Ketika aku sedang duduk-duduk berdua-duan bersama Rasulullah Saw di masjid, pada saat itu hari sudah mulai malam. Kemudian Nabi Saw bersabda: 'Hai Abu Dzar, tahukah kamu, kemanakah matahari ini terbenam?' Aku menjawab: 'Hanyalah Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui akan hal itu!'. Dan Nabi Saw bersabda: 'Sesungguhnya matahari ini terbenam dan setelah itu dia bersujud di bawah 'Arsy Allah. Itulah tafsir dari Qs Yasin: 38 (Dan matahari beredar di tempat peredarannya)′. Dan Nabi Saw melanjutkan sabdanya: 'Sesungguhnya tempat peredaran matahari adalah berada di bawah 'Arsy Allah (singgasana Allah)!'". (Hadits Shahih didalam Kitab Shohih Muslim; Bab: Tafsir Qur'an).

    Masih merupakan hadits dari Abu Dzar Al-Ghifariy RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya matahari itu terbenam dan dia bersujud di bawah 'arsy Allah. Hampir-hampir saja matahari tidak lagi diizinkan lagi untuk terbit. Maka terbitlah dia dari arah barat!". (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

    @ Abi, apa tafsir yang benar dari ketiga hadits shahih tersebut???

    Karena baik bagaimanapun, matahari itu tidak pernah mengelilingi bumi.

    Bahkan klo hadits shahih tersebut dipahami leih lanjut lagi, jelas-jelas didalam hadits-hadits shahih tersebut menerangkan bahwasanya tidak pernah ada perbedaan waktu yang terjadi di planet bumi ini, rasanya ketiga hadits shahih ini amat bertentangan dengan kenyataan.

    Tolong kasih aku tafsirnya ya, @ Abi???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anda salh pengertian, matahri itu memang berputar tapi mengililingi galaxy. Dan galaxy itu perputarannya searah dengan orang tawaf. Jadi, tidak ada salahnya dr hadits itu.

      Hapus
  2. @ Abi Fajry, bolehkah aku bertanya?, apa tafsir yang benar dari ketiga hadits shahih ini???

    Abu Dzar Ra berkata bahwa pada suatu hari Nabi Muhammad Rasulullah Saw pernah bersabda: "Tahukah kalian ke manakah matahari ini pergi (terbenam)?" Mereka berkata: "Alloh dan Rasul-Nya-lah yang lebih mengetahui?" Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya matahari ini pergi beredar (terbenam) sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah 'Arsy (singgasana Allah), lalu dia (matahari) bersujud. Dia (matahari) tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: 'Hai matahari, bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang (terbit)!', maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia beredar sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah 'Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: 'Hai matahari, bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang (terbit)!', maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya (timur), kemudian dia beredar sedangkan manusia tidak menganggapnya aneh sedikitpun darinya sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah 'Arsy, lalu dikatakan kepadanya: 'Hai matahari, bangunlah, terbitlah dari arah barat!', maka dia pun terbit dari barat." Rasulullah Saw bersabda (yang artinya): "Tahukah kalian kapan hal itu terjadi? Hal itu terjadi ketika tidak bermanfa'at lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu atau dia belum mengusahakan kebaikan didalam masa imannya (yakni terbitnya matahari dari barat adalah ketika hari kiamat tiba)!". (Hadits shahih ini diriwayatkan oleh Bukhari nomor: 4802; dan nomor: 3199; dan nomor: 7424; dan nomor: 7433; dan Muslim nomor: 159 -dan ini lafazhnya, Ath-Thayyalisi dalam Musnadnya nomor 460, Ahmad dalam Musnadnya nomor: 5/145; dan nomor: 152; dan nomor: 165; dan nomor: 177; dan Abu Dawud nomor: 4002; dan Tirmidzi nomor: 3227; dan Nasa’i dalam Sunan Kubra nomor: 11430; dan Al-Baghawi dalam Syarh Sunnah nomor: 4292, dan nomor: 4293; dan lain sebagainya. Seluruhnya dari jalur sanad Ibrahim bin Yazid at-Taimi dari ayahnya dari Abu Dzar).

    Abu Dzar Ra mengatakan: "Ketika aku sedang duduk-duduk berdua-duan bersama Rasulullah Saw di masjid, pada saat itu hari sudah mulai malam. Kemudian Nabi Saw bersabda: 'Hai Abu Dzar, tahukah kamu, kemanakah matahari ini terbenam?' Aku menjawab: 'Hanyalah Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui akan hal itu!'. Dan Nabi Saw bersabda: 'Sesungguhnya matahari ini terbenam dan setelah itu dia bersujud di bawah 'Arsy Allah. Itulah tafsir dari Qs Yasin: 38 (Dan matahari beredar di tempat peredarannya)′. Dan Nabi Saw melanjutkan sabdanya: 'Sesungguhnya tempat peredaran matahari adalah berada di bawah 'Arsy Allah (singgasana Allah)!'". (Hadits Shahih didalam Kitab Shohih Muslim; Bab: Tafsir Qur'an).

    Masih merupakan hadits dari Abu Dzar Al-Ghifariy RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya matahari itu terbenam dan dia bersujud di bawah 'arsy Allah. Hampir-hampir saja matahari tidak lagi diizinkan lagi untuk terbit. Maka terbitlah dia dari arah barat!". (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

    @ Abi, apa tafsir yang benar dari ketiga hadits shahih tersebut???

    Karena baik bagaimanapun, matahari itu tidak pernah mengelilingi bumi.

    Bahkan klo hadits shahih tersebut dipahami lebih lanjut lagi, jelas-jelas didalam hadits-hadits shahih tersebut menerangkan bahwasanya tidak pernah ada perbedaan waktu yang terjadi di planet bumi ini, rasanya ketiga hadits shahih ini amat bertentangan dengan kenyataan.

    Tolong kasih aku tafsirnya ya, @ Abi???

    BalasHapus
  3. Anda salah pengertian matahari itu memang berputar,tapi mengelilingi galaksi,dan perputaran galaksi itu searah dngn orang tawaf

    BalasHapus