Laman

Selasa, 01 Mei 2012

Memahami Radikalisme Umat Islam !!


Islam sebagai agama yang mengusung tema “rohmatan lil ‘alamin” sering dikotori oleh praktek-praktek keji yang membawa-bawa Islam. Bom bunuh diri mengatas namakan jihad terjadi diberbagai tempat. Hal inilah yang menjadi black list karena memahami Islam secara sepotong-sepotong yang akhirnya bermuara pada sikap radikalisme.

Qur’an dan Hadits adalah dua senjata andalan yang mereka pakai guna mencuci otak para kader belia. Mereka sajikan beberapa ayat dan hadits guna memasukkan indoktrinasi dan membangun paradigma dalam menilai arti hidup.

Sejarah telah mencatat, kelompok radikal Islam ini muncul dari kekeruhan politik antara kelompok sayyidina Ali bin Abi Thalib ra dengan kelompok Mu’awiyah bin Abi Sufyan ra yang memunculkan kaum Khowarij. Kaum Khowarij mempunyai pemahaman terhadap Qur’an dan Hadits secara lafdzi wal manthuqi (tekstual dan tersurat) dan harus dilakukan dengan sepenuhnya. Mereka adalah kaum yang fanatik dan sempit akalnya serta menghalalkan darah bagi yang menselisihinya.

Kemudian ajaran dan faham Khowarij ini diwarisi dan diteruskan lagi oleh kaum Wahabi khususnya di kerajaan Saudi Arabia. Diantara ajaran-ajaran mereka antara lain: berziarah ke makam orang saleh termasuk perbuatan syirik, melarang ta’wil ayat dan hadits; haramnya menggunakan alat tasbih dalam berdzikir dan lain-lain.

Golongan Wahabi tidak cukup puas dengan berdakwah semata, tapi juga harus menggunakan senjata untuk menghalau para penghalang dengan niatan bahwa mereka memerangi para pelaku bid’ah. Saat mereka menguasai sebuah desa atau kota, maka mereka hancurkan kuburan,bahkan makam para sahabat juga mereka luluh lantakkan. Wahabi juga mengharamkan hal-hal kecil yang menurut mereka bisa menyebabkan penyembahan keberhalaan atau segala hal yang mengarah kepada keberhalaan, seperti gambar.

Kongklusinya,mereka sangat bersikap eksklusif dan ananiyyah (egois). Mereka meyakini bahwa pendapat merekalah satu-satunya yang paling sohih dan pendapat golongan selainnya adalah salah dan sesat.

Prilaku Neo Khowarij (Wahabi) tersebut sangatlah bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Islam selalu mengajak kepada sikap tengah dan moderasi (I’tidal wat-tawassuth), serta melarang sikap berlebih-lebihan (ghulluw),dan sok pandai (tadzakki).

Radikalisme Islam ini terlahir dari memahami agama secata tekstual semata. Akhirnya mereka sangat gampang mendakwa orang lain sebagai ahli bid’ah dan khurofat yang berakhir pada vonis kafir dan syirik. Sikap tasammukh (toleransi) dalam perbedaan pemahaman tidak ada pada diri mereka...

Abi Fajry Faisol TN.

1 komentar: