Kesalahan pengejaan tempat keluarnya huruf (mahroj) serta bacaan panjang
pendeknya (mad dan qoshr) maka akan berdampak fatal pada perubahan
arti. Dan ini akan berbahaya jika yang kita baca adalah Al-Qur'an.
Contoh:
1. Tsumma (memaki huruf Tsa') artinya kemudian, tapi jika dibaca summa
(memakai sin) maka artinya diracun,dan jika dibaca syumma (memakai
Syeen) maka artinya dicium. Coba anda bayangkan jika kita salah membaca
ayat "tsumma rodadnaahu Dst"
2. "Bashir" dengan huruf shod artinya Maha melihat,jika memakai huruf
sin (basir) maka artinya yang sakit ambien, jika membaca ayat
"huwas'sami'ul bashir" diganti shodnya dengan sin maka artinya berubah
total menjadi: Dia (Allah) yg maha mendengar lagi maha ambien! na'udzu
billah!
3. Allah (a nya pendek) jika a nya dibaca panjang (aaallah) maka artinya
menjadi ;"apakah Allah". coba anda bayangkan jika ada orang adzan
Aaallahu akbar maka artinya menjadi apakah Allah maha besar?. Dan jika
"bar" dari kata akbar dipanjangkan (akbaar) maka artinya menjadi "haid"
4. Iyyaaka na'budu jika membaca iyyaka tanpa menekan atau mendoublekan
ya' (iyaaka) maka artinya berubah menjadi : hanya kepada cahaya matahari
kami menyembah! Na'udzu billah.DLL
Nabi Saw memberi peringatan keras akan hal ini:
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa banyak sekali orang yang membaca
Al-Qur’an, namun Al-Qur’an melaknatinya. (Riwayat Tirmidzi dan Ahmad).
Untuk itulah marilah kita membaca Al-Qur'an dengan benar yakni dengan
memberikan hak-hak bacaan pada tempatnya, yaitu dengan berguru kepada
ustadz ahlinya. Karena Rosulullah Saw sebagai mahluk paling fasih,namun
beliau tetap berguru kepada Malaikat Jibril.
Wallahu A'lam.
Abi Fajry Faisol TN.