Istilah Salaf itu bukanlah nama sebuah jam’iyyah ataupun jamaah, maupun
kelompok. Tetapi istilah salaf itu adalah sebuah nama periode dalam masa
Islam. Salaf berarti zaman lalu. Antonim salaf adalah khalaf yang
artinya masa baru atau yang ada kemudian.
Pada hakikatnya kata Salafi (memakai ya’ nisbat) adalah sifat bagi
seseorang atau sekelompok orang sekaligus pemikirannya atau sikap yang
dikaitkan dengan apa yang ada di masa lalu. Maksudnya masa nabi Muhammad
Saw beserta para shahabatnya, sampai kepada para pengikutnya. Sebagai
lawan dari orang, pemikiran atau sikap yang dinisbahkan kepada masa
sesudahnya.
Pada dasarnya, semua umat Islam ini wajib menjadi salafi dalam arti yang
sesungguhnya. Yaitu selalu mengacu dan berparameter kepada masa nabi
Saw dan para shahabat. Bukan jamaah salafi saat ini sebagai proyeksi
dari golongan wahabi yang dari mulutnya selalu keluar kata-kata keji.
Jama’ah salafi dan wahabi adalah sama. Sebab jama’ah salafi yang ada
pada saat ini didalam perkembangannya dimotori oleh Muhammad bin Abdul
Wahhab.
Perwujudan kesalafian kita adalah kalau kita melakukan shalat, maka
kaifiyah shalat kita ini berdasar kepada shalatnya nabi Muhammad Saw.
Demikian juga pada saat kita berpuasa, zakat, haji dan amal ibadah
lainnya. Termasuk juga dalam hal beraqidah dan bertauhid. Semua itu
harus dikembalikan kepada apa yang telah ditetapkan oleh beliau dan para
shahabat.
Permasalahannya,kita sering mendengar ungkapan suatu golongan tertentu
yang mengklaim bahwa kelompoknyalah yang benar-benar sesuai dengan
pemahaman salaf. Sehingga kelompok ini mendeklarasikan nama golongannya
dengan nama yang inda yaitu salafi. Kelompok ini memvonis bahwa semua
orang yang tidak salafi itu sesat, kita masih bisa menerima. Karena
setiap muslim memang harus menjadi salafi dalam arti yang
sebenarnya.Namun ketika mereka mengklaim bahwa yang salafi itu cuma
kelompoknya sendiri saja, sedangkan umat Islam yang tidak menyatakan
kesetiaan kepada kelompok mereka langsung divonis sebagai bukan salafi
yang sesat, maka saat inlah sebenarnya mereka sudah terjebak dengan
sebuah wacana yang mereka bikin sendiri.
Pemikiran sempit seperti itu sangat berbahaya, makanya harus diluruskan.
Siapa orangnya yang bisa menjamin klaim bahwa diri mereka adalah salafi
sendiri dan yang lain tidak?
Sangat nyatalah bahwa logika pemikiran seperti itu adalah logika tak
berdasar. Sama sekali tidak berpijak pada sebuah kajian ilmiyah, bahkan
sangatlah kontradiksi dengan manhaj salaf yang sebenarnya.
Abi Fajry Faisol TN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar