Laman

Minggu, 22 April 2012

Antara SALAF dan SALAFI...Samakah?

Istilah Salaf itu bukanlah nama sebuah jam’iyyah ataupun jamaah, maupun kelompok. Tetapi istilah salaf itu adalah sebuah nama periode dalam masa Islam. Salaf berarti zaman lalu. Antonim salaf adalah khalaf yang artinya masa baru atau yang ada kemudian.

Pada hakikatnya kata Salafi (memakai ya’ nisbat) adalah sifat bagi seseorang atau sekelompok orang sekaligus pemikirannya atau sikap yang dikaitkan dengan apa yang ada di masa lalu. Maksudnya masa nabi Muhammad Saw beserta para shahabatnya, sampai kepada para pengikutnya. Sebagai lawan dari orang, pemikiran atau sikap yang dinisbahkan kepada masa sesudahnya.

Pada dasarnya, semua umat Islam ini wajib menjadi salafi dalam arti yang sesungguhnya. Yaitu selalu mengacu dan berparameter kepada masa nabi Saw dan para shahabat. Bukan jamaah salafi saat ini sebagai proyeksi dari golongan wahabi yang dari mulutnya selalu keluar kata-kata keji. Jama’ah salafi dan wahabi adalah sama. Sebab jama’ah salafi yang ada pada saat ini didalam perkembangannya dimotori oleh Muhammad bin Abdul Wahhab.

Perwujudan kesalafian kita adalah kalau kita melakukan shalat, maka kaifiyah shalat kita ini berdasar kepada shalatnya nabi Muhammad Saw. Demikian juga pada saat kita berpuasa, zakat, haji dan amal ibadah lainnya. Termasuk juga dalam hal beraqidah dan bertauhid. Semua itu harus dikembalikan kepada apa yang telah ditetapkan oleh beliau dan para shahabat.

Permasalahannya,kita sering mendengar ungkapan suatu golongan tertentu yang mengklaim bahwa kelompoknyalah yang benar-benar sesuai dengan pemahaman salaf. Sehingga kelompok ini mendeklarasikan nama golongannya dengan nama yang inda yaitu salafi. Kelompok ini memvonis bahwa semua orang yang tidak salafi itu sesat, kita masih bisa menerima. Karena setiap muslim memang harus menjadi salafi dalam arti yang sebenarnya.Namun ketika mereka mengklaim bahwa yang salafi itu cuma kelompoknya sendiri saja, sedangkan umat Islam yang tidak menyatakan kesetiaan kepada kelompok mereka langsung divonis sebagai bukan salafi yang sesat, maka saat inlah sebenarnya mereka sudah terjebak dengan sebuah wacana yang mereka bikin sendiri.

Pemikiran sempit seperti itu sangat berbahaya, makanya harus diluruskan. Siapa orangnya yang bisa menjamin klaim bahwa diri mereka adalah salafi sendiri dan yang lain tidak?

Sangat nyatalah bahwa logika pemikiran seperti itu adalah logika tak berdasar. Sama sekali tidak berpijak pada sebuah kajian ilmiyah, bahkan sangatlah kontradiksi dengan manhaj salaf yang sebenarnya.

Abi Fajry Faisol TN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar