S: Pak Ustadz,banyak orang yang mampu untuk berhaji namum
enggan menunaikannya,saat ditanya maka ia beralasan “belum mendapat panggilan”.
Apakah perkataan itu benar dan bisa dijadikan alasan? Mohon
keterangannya.
U: Allah Swt berfirman:
“Dan berserulah kepada
manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan
berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru
yang jauh. ” (Al-Hajj: 27)
Ayat diatas menyiratkan bahwa melaksanakan ibadah haji itu
tidak semata-mata memiliki harta banyak, fisik sehat dan kuat, tetapi juga ada
faktor lain.
Salah satu dari kedatangan orang ke Makkah itu sebab
panggilan Allah melalui suara Nabi Ibrohim saat merampungkan pembangunan
ka’bah. Panggilan tersebut membahana keseluluh pelosok bumi. Bagi mereka yang
mendengarkan dan menyambut panggilan itu, maka mereka akan bisa melaksanakan
ibadah haji. Akan tetapi, bagi mereka yang menyumbat telinganya rapat-rapat,
dan tidak menghiraukannya sama sekali, maka bagi mereka tidak mungkin dapat
melangkahkan kakinya ke tanah suci
Makkah Al Mukarromah.
Sebagian orang mengartikan panggilan itu sejak zaman Nabi
Ibrohim, sehingga orang-orang yang tidak melaksanakan haji, walaupun harta
mereka mencukupi dan sudah ada syarat isthito’ah (mampu), mereka akan
mengatakan:’’ saya belum mendapatkan panggilan untuk
melaksanakan ibadah haji’’.
Jawaban itu seakan-akan menjadikan “panggilan” itu sebagai
kambing hitam, padahal secara financial dan fisik serta kemampuan sudah cukup
mamadai, cuma saja mereka lebih mementingkan urusan dunia, Jawaban ’’ belum
mendapat panggilan’’ tidak layak untuk diucapkan, sebab pada hakekatnya orang
tersebut telah menutup rapat-rapat telinga dan hatinya dari panggilan haji
tersebut, sehingga menolak untuk melaksanakan ibadah haji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar